Menerapkan pemeliharaan dan perawatan sarana dan
prasarana
Dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi secara
profesional, suatu organisasi atau perusahaan membutuhkan dukungan peralatan sarana
dan prasarana yang handal. Sumber daya mesin dan peralatan menjadi bagian yang
sangat krusial bagi kelangsungan proses penyelesaian pekerjaan. Agar supaya
dapat menghasilkan pekerjaan dengan kualitas yang baik, tidak hanya disebabkan
oleh adanya sumber daya manusia yang handal, metode kerja yang baik.
Sarana dan peralatan merupakan sumber daya yang digunakan untuk melakukan
proses produksi. Permasalahan utama di industri adalah Kompetensi Profesional
bagaimana usaha untuk mendapatkan peralatan dan sarana agar siap pakai untuk
keperluan penyelesaian pekerjaan?. Jawabannya adalah bagaimana pengelolaan
sarana dan prasarana yang dilakukan dalam organisasi tersebut.
Pengeloaan identik dengan manajemen. Maka dari itu
Purwanto dan M. Ali, (2008: 223) menyatakan “Manajemen perawatan sarana dan
prasarana dapat didefinisikan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas
pelayanan peralatan yang ada kepada organisasi perusahaan melalui proses
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating),
pemberdayaan, dan pengawasan (controlling), seluruh komponen dan sumber daya
yang ada untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien
(optimal)”. Sumber daya yang ada pada organisasi terdiri dari 7 M yaitu Man
(manusia atau tenaga ahli, dan teknisi), Money (modal dan investasi), Material
(Bahan baku), Machine (Mesin dan Peralatan), Minute (Waktu yang digunakan untuk
proses produksi), serta Method.
Kondisi peralatan dan mesin yang baik dan siap untuk digunakan, akan sangat
membantu pengguna (user) dalam menjalankan aktivitas usahaya akan berdampak
pada peningkatan kinerja organisasi. Para ahli berkeyakinan bahwa tersedianya
mesin dan peralatan dalam kondisi selalu siap pakai merupakan faktor pendukung
dalam peningkatan kinerja organisasi.
Banyak organisasi menginvestasikan mesin dan
peralatan dengan dana yang sangat besar. karena berkeyakinan akan dapat
meningkatkan efektivitas dan produktivitas. Agar supaya efektivitas dan
efisiensi dapat tercapai secara lebih optimal, keseimbanga pemakaian sarana dan
prasaran termasuk peralatan dan mesin-mesin harus memperoleh perhatian yang
baik. Perhatian dalam hal ini adalah semua sumberdaya yang dipergunakan
sebaiknya lakukan perwatan dan pemeliharaan.
Perawatan dan pemeliharaan adalah kegiatan atau upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan, mempertahankan, dan mengembalikan peralatan selalu dalam kondisi
yang siap pakai dan berfungsi dengan baik. Berkaitan dengan sarana dan
prasarana. Perawatan dimaksudkan sebagai usahapreventif atau pencegahan agar
sarana dan prasarana tidak rusak dan tetap terjaga. Selain itu perawatan juga
dimaksudkan sebagai upaya untuk melakukan kalibrasi, pengaturan, penyetelan atau
perbaikan peralatan sarana dan prasarana yang sudah terlanjur rusak sehingga
siap untuk dipergunakan lagi. Kemacetan sarana dan prasarana akan menyebabkan
kerugian yang sangat besar bagi organisasi.
Perencanaan Perawatan dan Pemeliharaan
Kegiatan perawatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana memerlukan perencanaan
yang baik agar hasil yang didapat juga baik. Perencanaan kegiatan pemeliharaan
dapat dibuat berdasarkan periode waktu tertentu baik dalam harian, mingguan,
bulanan maupun tahunan.
Dalam perencanaan biasanya dituliskan sasaran atau
target yang akan dicapai dalam pekerjaan. Misalnya kapasitas kemampuan software
dan hardware komputer, kecepatan jaringan dan lainnya, jumlah komputer yang
siap untuk dipakai, kapasitas ruang, kemampuan pembacaan alat ukur dan lain
sebagainya.Dalam kegiatan perencanaan perawatan dan pemeliharaan ada beberapa
hal yang perlu disiapkan diantaranya adalah :
- Informasi/data aset sarana dan prasarana yang
akan dilakukan tindakan perawatan dan pemeliharaan.
- Buku manual dari peralatan tersebut.
- Hasil inspeksi dan saran yang ada.
- Kondisi peralatan terkini.
- Catatan kinerja sarana dan prasarana.
- Jumlah dan kesiapan personil yang kompeten
untuk setiap jenis pekerjaan pemeliharaan.
Kegiatan Inspeksi
Inspeksi merupakan kegiatan pemeriksaan yang dilakukan dengan cara survey atau
Inspeksi/peninjauan terhadap kondisi sarana dan prasarana guna mengetahui
kondisi, jenis pekerjaan, jumlah material pemeliharaan yang dibutuhkan dan
volume pekerjaan pemeliharaan. Hasil pemeriksaan atau Inspeksi terhadap sarana
dan prasarana ini diisi dalam formulir check list dan diisi dengan saran-saran
pekerjaan yang harus dilakukan sebelum pemeriksaan berikutnya.
Macam-macam Perawatan dan Pemeliharaan Sarana
Prasarana
Pada dasarnya metode perawatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana telah
mengalami perkembangan yang sangat pesat. Masing-masing metode mempunyai
kelebihan dan kekurangan sehingga beberapa organisasi terkadang menerapkan
gabungan dari beberapa metode dan teknik. Teknik dan metoda Perawatan dan
pemeliharaan mempunyai tujuan yang hampir sama yaitu untuk meminimasi downtime
(peralatan tidak dapat bekerja). Downtime merupakan waktu dimana sarana dan
prasarana dalam kondisi idle atau menganggur karena adanya proses maintenance
baik pemeliharaan ataupun perbaikan.
Selain minimasi downtime, tindakan perawatan dan pemeliharaan juga bertujuan
untuk meminimasi ongkos perawatan dan pemeliharaan. Purwanto dan M. Ali, (2008:
224), menyatakan ”Secara umum klasifikasi metode perawatan dan dan perbaikan
dibedakan menjadi 4 yaitu :
Time based maintenance
Time based maintenance merupakan perawatan dan pemeliharaan yang dilakukan
berdasarkan waktu operasi dari peralatan tersebut tanpa melihat kondisi
peralatan tersebut sudah atau belum memerlukan pemeliharaan.
Condition based maintenance
Pemeliharaan yang dilakukan berdasarkan kondisi peralatan tersebut tanpa
melihat apakah sudah waktunya atau belum waktunya dilaksanakannya pemeliharaan.
Breakdown maintenance
Pemeliharaan yang dilakukan terhadap suatu
peralatan karena terjadinya breakdown peralatan tersebut.
Reliability Centered maintenance
Pemeliharaan yang dilakukan terhadap suatu peralatan berdasarkan perhitungan
tingkat keandalan atau reliabilitas suatu sistem. Reliabilitas dapat diukur
berdasarkan fungsi dari umur pakai peralatan tersebut.
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat, metode
perawatan dan pemeliharaan mengalami perkembangan yang cukup signifikan dan
dapat dibedakan berdasarkan penggolongan sbb :
- Berdasarkan tindakan yang diambil apakah
dilakukan sebelum kerusakan terjadi.
- Berdasar Urgensinya perawatan ini dalam bentuk
darurat (emergensi).
- Berdasarkan prediksi atau sering disebut
perawatan monitoring.Kegiatan perawatan dan pemeliharaan prediktif
merupakan kegiatan perawatan dan pemeliharaan yang dilakukan dengan
memperkirakan kondisi peralatan dan mesin pada waktu yang akan
datang.
- Berdasarkan keaktifannya (perawatan
proaktif).
Tujuan dan Manfaat Pemeliharaan Sarana Prasarana
Tujuan Pemeliharaan Sarana Prasarana
Secara rinci kegiatan perawatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana memiliki
beberapa tujuan yang mencakup:
- Menjamin sarana dan prasarana selalu dalam
kondisi prima, siap digunakan untuk mendukung proses bisnis atau
fungsi-fungsi lainnya.
- Memperpanjang umur pemakaian sarana dan
prasarana atau peralatan yang digunakan.
- Menjamin kelancaran kegiatan organisasi.
- Menjamin keamanan dan kenyamanan bagi
pemakai
- Mengetahui kerusakan secara dini atau gejala
kerusakan yang timbul sehingga tindakan perbaikannya dapat direncanakan
dengan baik.
- Menghindari terjadinya kerusakan secara
mendadak.
- Menghindari terjadinya kerusakan fatal yang
mengakibatkan waktu perbaikan yang lama dan biaya perbaikan yang besar.
- Meningkatkanimage organisasi.
- Meningkatkan budaya organisasi untuk
mengembangkan sistem manajemen perawatan dan pemeliharaan dengan baik
sehingga mempunyai dampak pada peningkatan efektivitas dan efisiensi
kerja.
- Meningkatkan motivasi kerja
Manfaat Pemeliharaan Sarana Prasarana
- Manfaat yang dapat diperoleh dapat berupa
manfaat langsung maupun manfaat tak langsung diantaranya adalah sebagai
berikut :
- Mengurangi terjadinya sarana dan prasarana
mengalami breakdown atau berhenti beroperasi.
- Konservasi asset menjadi lebih baik.
- Peningkatan ekspektasi umur peralatan dan
komponen sehingga mengurangi penggantian dini terhadap sparepart atau suku
cadang sarana dan prasarana.
- Mengurangi biaya perawatan dan
pemeliharaan.
- Menjaga stabilitas hasil dengan kualitas yang
tetap baik
- kecelakaan kerja.
- Meningkatkan motivasi pekerja Mengidentifikasi
sarana dan prasarana mana saja yang memerlukan perawatan lanjutan.
- Meningkatkan keselamatan para pekerja sehingga
menekan atau bahkan menghilangkan
- Mengurangi penggunaan tenaga kerja langsung
berkaitan dengan tidak berfungsinya peralatan.
- Mengurangi terjadinya cacat produk sehingga
pemroresan ulang atau rework dapat ditekan. (Purwanto dan M. Ali, 2008:
234),